Teropongmetro.com, Makassar – Ketua MPR Zulkifli Hasan merasa miris dengan kondisi kebhinekaan bangsa saat ini yang dianggapnya sudah memprihatikan. Dia pun meminta Pemerintah belajar ke Muhammadiyah dalam kehidupan berdemokrasi. Hal itu dia sampaikan saat membuka muktamar XV Tapak Suci Putra Muhammadiyah di kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Kiprah Ormas Islam terbesar kedua di Indonesia ini tak diragukan lagi dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Sebetulnya, Indonesia kalau mau aman, mau tertib, DPR dan Pemerintah tidak perlu studi ke luar negeri. Cukup contoh dan belajar dari Muhammadiyah,” ucap Zulkifli saat membuka Muktamar XV Tapak Suci Putera Muhammadiyah ke-XV di Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat (23/2).
Baca Juga :Â PDIP Kantongi Nama Cawapres Jokowi, Ini Kata Puan Maharani
Diterangkan Zulkfili, ‎jalannya pengorganisasian Muhammadiyah sesuai dengan sila ke-4 Pancasila, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Musyawarah mufakat serta perwakilan, kata Zulkifli, merupakan kunci terhindar dari kegaduhan.
“Kampus ini dipakai untuk muktamar Muhammadiyah. Pemilihannya musyawarah mufakat. Dipilih 13 orang perwakilan, baru dipilih siapa ketuanya, siapa wakilnya, siapa bendaharanya. Oleh karena itu, mereka kompak dan tidak gaduh,” ujar Zulkifli, bangga.
Baca Juga :Â 5 Fakta Penting Yang Kamu Ketahui Tentang Anemia
Dalam kesempatan itu, Zulkifli tidak berbicara mengenai Empat Pilar MPR seperti di tempat-tempat lain. Kata dia, Muhammadiyah sudah khatam alias tuntas mengenai Empat Pilar. Bicara kebangsaan di depan Muhammadiyah sama saja dengan mengajari mengajari ikan berenang. Organisasi ini lahir jauh sebelum Indonesia merdeka. Tokoh-tokoh Muhammadiyah juga yang melahirkan pondasi dan dasar negara ini.
“Soal kebhinnekaan, jangan diragukan lagi. Banyak sekolah dan rumah sakit (milik Muhammadiyah), siapa saja boleh masuk. Tak pandang agama. Kalau Indonesia mau maju, tinggal copy paste saja apa yang dilakukan Muhammadiyah,” seru Ketua Umum PAN ini.
Baca Juga :Â Anis Matta, Arah Baru Indonesia
Contoh lain dari Muhammadiyah yang bisa ditiru untuk Indonesia adalah di sekolah-sekolah yang didirikan Muhammadiyah. Menurutnya siapa saja boleh kuliah di Universitas Muhammadiyah. Seperti di Universitas Muhammadiyah Sorong, 86 persen mahasiswanya adalah non-Muslim.
Lanjutnya, Keberadaan Tapak Suci, tandas Zulkifli, sangat menopang dalam perjalanan negara ini.
“Saya bangga sebagai kader dan pendekar tapak suci untuk terus berkontribusi terhadap negara, saya siap sebagai tenaga marketing yang akan menyampaikan misi tapak suci sebagai organisasi otonom Muhammadiyah ke seluruh Indonesia, bahkan kemanapun”, Jelasnya yang didampingi Pendekar Kehormatan Fachri Hamzah wakil ketua DPR RI, yang sambut tepuk tangan sekitar 3000 kader tapak suci di Balai Sidang Universitas Muhammadiyah Jalan Alaudin Makasar.(Ra)