
Jakarta (teropongmetro.com) – Utang Luar Negeri Indonesia di akhir kuartal I 2018 sebesar 358,7 miliar dolar AS atau setara Rp 5.021 triliun (kurs Rp 14.000) yang terdiri dari gabungan utang pemerintah dan swasta.
Menilik Statistik Utang Luar Negeri (ULN) Kuartal I 2018 yang diumumkan Bank Indonesia di Jakarta, Selasa, ULN Indonesia terdiri dari utang pemerintah dan Bank Indonesia yang mencapai 184,68 miliar dolar AS atau Rp2.585 triliun, yang berarti naik 11,04 persen dibandingkan Maret 2017 yang tercatat 166,31 miliar dolar.
Kemudian ULN swasta tumbuh melambat dibandingkan utang pemerintah-BI. Utang Luar Negeri Swasta pada Maret 2018 tercatat 174,05 miliar dolar AS atau naik 6,3 persen dari kuartal I 2017 yang sebesar 163,73 miliar dolar AS.
BI menyebut jumlah ULN ini tumbuh 8,7% melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal IV 2017 yang mencapai 10,4 persen.“Perlambatan ini disebabkan oleh ULN pemerintah dan swasta yang lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya,” tulis keterangan resmi BI yang dikutip, Rabu (16/5/2018).
Dalam keterangan itu, BI menilai perkembangan ULN tersebut tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal itu terlihat dari rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I 2018 yang tercatat di kisaran 34%. Sementara berdasarkan jangka waktu, ULN Indonesia akhir kuartal I 2018 tetap didominasi ULN jangka panjang yang memiliki pangsa 86,1% dari total ULN.
“BI bersama pemerintah terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN untuk mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” jelas keterangan itu.
Melambatnya pertumbuhan ULN swasta terjadi akibat sektor industri pengolahan dan sektor pengadaan listrik, gas dan uap air panas. Pertumbuhan ULN sektor industri penglolahan pada kuartal I 2018 tercatat 4,4% dan 19,3% lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya. Sementara itu untuk pertumbuhan ULN sektor pertambangan meningkat dan pertumbuhan ULN sektor keuangan relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya.
Hingga akhir kuartal I 2018, ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 181,1 miliar yang terdiri dari SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki oleh non-residen sebesar US$ 124,8 miliar dan pinjaman kreditur asing sebesar US$ 56,3 miliar.
ULN Pemerintah pada akhir triwulan I 2018 meningkat US$ 3,8 miliar dari kuartal sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama bersumber dari penerbitan Global Sukuk sebesar US$ 3 miliar, yang di dalamnya termasuk dalam bentuk Green Bond atau Green Sukuk Framework senilai US$ 1,25 miliar sejalan dengan komitmen pendanaan hijau yang ramah lingkungan.
Sementara di sisi surat berharga negara (SBN), investor asing masih mencatat net buy SBN pada kuartal I 2018. Perkembangan ini tidak terlepas dari kepercayaan investor asing atas SBN domestik yang masih tinggi antara lain ditopang peningkatan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Rating and Investment (R&I) pada tanggal 7 Maret 2018. (Ra)