Herbal Indonesia Tak Kalah Hebat Dibanding Jamu Impor dari China Yang Masuk RS Rujukan

0
2246
Herbal Indonesia Tak Kalah Hebat Dibanding Jamu Impor dari China Yang Masuk RS Rujukan
Aneka herbal (Sumber foto : Ist)
Bagikan Berita Ini

JAKARTA (TEROPONGMETRO) – Jamu khas Indonesia berpotensi membantu kesembuhan pasien COVID-19. Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, mengatakan pada pasien COVID-19, jamu bisa membantu ketika terjadi badai sitokin pada peradangan paru-paru berat. Namun ini baru sebatas testimoni pasien.

BACA JUGA: Kelaparan Dampak Covid-19, Seorang Ibu Curi Ayam Demi Beli Beras

Perizinan uji klinik di RS Darurat Wisma Atlet dan prosedur birokrasi masih dilakukan.Menurut Tania, obat herbal China yang masuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 beberapa waktu lalu sebenarnya belum diuji klinis pada manusia. Padahal obat ini sebenarnya berkhasiat sama seperti tanaman herbal di Indonesia antara lain untuk meredakan gejala seperti demam, meriang, batuk, pilek dan sakit tenggorokan misalnya empon-empon seperti yang rutin dikonsumsi Presiden Joko Widodo atau daun sirih.

Lalu penelitian yang dilakukan UI dan IPB juga menyebutkan jambu biji, kulit jeruk, daun kelor, potensi antivirus dari sambiloto dan tanaman lainnya. “Sebenarnya banyak herbal Indonesia yang berpotensi, karena penelitian sampai tingkat hewan coba sudah menunjukkan hasil yang demikian,” kata dia.

BACA JUGA: Ini Jalur Pendaftaran Program Kartu Prakerja Via Offline

Dia lalu menyoroti efek pemberitaan tentang satgas DPR membagikan herbal China pada rumah sakit rujukan COVID-19 yang membuat masyarakat awam memburu obat-obat itu dan muncullah obat bermerek palsu. Ada kesan herbal China sangat efektif hingga dipakai di rumah sakit rujukan COVID-19.

“Ini kan sebenarnya secara ekonomi juga merubuhkan pasar dari jamu atau herbal Indonesia juga karena herbal China ini mendapat kesempatan dipakai di rumah sakit rujukan sementara jamu atau herbal Indonesia belum mendapatkan kesempatan tersebut,” kata dia.

BACA JUGA: Kades Subang ke Jokowi: Jangan Jadikan Bencana Sebagai Pencitraan untuk Bapak-bapak

Di sisi lain, para dokter yang bertugas di rumah sakit rujukan juga sempat bingung karena pada kemasan obat tidak tertulis komposisi obat, lokasi produksi. Di luar kemasan hanya tertera cara penggunaan dan dosisnya.

Diprotes

Gabungan Pengusaha (GP) Jamu keberatan dengan kegiatan importasi yang dilakukan Satgas lawan covid DPR-RI. Pasalnya kegiatan impor ini tidak diketahui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan industri jamu dalam negeri.

Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi menjelaskan satgas DPR-RI impor jamu secara besar-besaran untuk dibagikan ke rumah sakit rujukan corona tanpa koordinasi ke BPOM.

BACA JUGA: Indef Prediksi Perekonomian Indonesia Akan Pulih di 2021

“Saya keberatan dengan hal ini karena Indonesia pun bisa membuat formula yang terkandung di dalam jamu impor tersebut. Itu yang membuat saya keberatan,” jelasnya dalam RDPU Virtual, Senin (27/4/2020).

Ranny menyatakan, hal tersebut bukan masalah materi, melainkan penghargaan untuk jamu Indonesia. Ranny mempertanyakan impor jamu dalam jumlah besar tetapi BPOM tidak diajak bicara soal donasi obat sebanyak itu.(tm)


Bagikan Berita Ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini