Premium Mau Dihapus, Roy Suryo: Masyarakat Dipaksa Beli Pertamax?

0
3406
Roy Suryo Laporkan Menag Yaqut Ke Polisi Atas Tuduhan Penistaan Agama
Mantan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) Roy Suryo.
Bagikan Berita Ini

SURABAYA (TEROPONGMETRO) – Saat masyarakat masih mempertanyakan harga BBM yang tak kunjung turun, Pertamina justru mengeluarkan kejutan baru. Dengan alasan tidak ramah lingkungan, Pertamina berencana menghapus jenis bahan bakar minyak atau BBM premium, pertalite, juga solar.

Dalam pandangan mantan anggota DPR RI, Roy Suryo, alasan tak ramah lingkungan dari rencana penghapusan premium dan pertalite itu hanya kamuflase. Tujuan yang sebenarnya adalah rakyat dipaksa membeli Pertamax yang lebih mahal dan tidak diberi pilihan lain.

BACA JUGA: Bertemu Menparekraf, Gubernur Koster Tegaskan Bali Belum Buka Pariwisata untuk Wisatawan Internasional

“Makin nyata dan jelas keketidakberpihakannya kepada rakyat. Masyarakat dipaksa beli Pertamax?” terang Roy Suryo yang dikutip dalam Twitter pribadinya, Kamis (18/6).

Mantan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga menyinggung Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dirasa tak menjalankan tugasnya dengan baik.

Mantan Gubernur DKI itu, disebut Roy Suryo, justru membuat Pertamina semakin tak karuan.

“Ini juga bukti dan fakta bahwa sejak ada Komut itu, Pertamina semakin tak karuan, sudah harusnya harga turun karena kurs jeblok, eh malah (sekarang) hapus Premium dan Pertalite. Ambyar,” sambungnya.

BACA JUGA: Menparekraf Apresiasi Kesiapan Bali dalam Menarik Kepercayaan Publik di Sektor Parekraf

Pakar telematika dan multimedia ini juga mengomentari bahwa penghapusan premiun dan pertalite adalah untuk anak cucu dan generasi ke depan. Roy Suryo menyebut hal tersebut sebagai ambigu.

“Kalau benar-benar sayang anak cucu, stop utang yang makin meroket,” tegas Roy Suryo.

“Dengan itu anak-anak cucu kami tidak terbebani utang kalian, Ok?” pungkasnya.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyatakan, pihaknya sedang berdiskusi dengan pemerintah untuk menghapus BBM bernilai oktan rendah.

BACA JUGA: Tak Mampu Bayar Test Swab Untuk Bersalin, Ibu Hamil di Makassar Kehilangan Bayi

Keputusan tersebut mengacu kepada aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK Nomor 20 tahun 2017 mengenai pembatasan Research Octane Number (RON).

“Jadi ada regulasi KLHK yang menetapkan bahwa untuk menjaga polusi udara ada batasan di RON berapa, di kadar emisi berapa. Jadi nanti yang kita prioritaskan produk yang ramah lingkungan,” ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk ‘Memacu Kerja Pertamina’ beberapa waktu lalu.

Aturan tersebut menjelaskan, BBM yang boleh digunakan di kendaraan minimal harus RON 91, dengan kandungan sulfur maksimal 50 ppm serta ambang batas Cetane Number minimal 51. Regulasi ini berkenaan dengan standar Euro IV yang juga berlaku di banyak negara lain.

BACA JUGA: Tambahan Kasus Positif Corona Hari Ini 1.031 Orang, 540 Pasien Berhasil Sembuh

Untuk produk Pertamina sendiri, BBM yang berada di bawah RON 91 ada Pertalite dengan RON 90, Premium RON 88, dan Solar yang memiliki Cetane Number (CN) 48.

Jika berpatokan pada aturan tersebut, maka ketiga jenis BBM itu bakal dihapus karena tak sesuai standar Euro IV. (ra)


Bagikan Berita Ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini