
JAKARTA (TEROPONGMETRO) — Nilai tukar rupiah belakangan ini terus mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat. Meskipun hari ini mata uang Paman Sam itu sedikit menjinak.
Mengutip data perdagangan Reuters, Selasa (21/7/2020), nilai tukar dolar AS sore ini ada di level Rp 14.776.
BACA JUGA: Mendagri Sebut Pilkada Serentak Bangkitkan Sektor Ekonomi dan UMKM
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi lantaran dolar AS yang cenderung menguat, bahkan terhadap mata uang negara berkembang lainnya
Memang belakangan ini nilai tukar di negara emerging market bukan hanya Indonesia juga terus mengalami tekanan,” ujarnya dalam acara Kemenkeu Corpu Talk yang dilangsungkan secara virtual, Senin (20/7/2020).
Penguatan dolar AS dan pelemahan mata uang negara berkembang ini disinyalir terjadi lantaran munculnya analisa-analisa baru terkait kondisi dunia saat ini, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Pandemi diperkirakan akan muncul gelombang kedua sehingga dampaknya akan berlangsung lebih lama dan lebih dalam.
BACA JUGA: Rombel Melebihi Kapasitas, Kepala Sekolah Diminta Segera Melakukan Inventarisasi
Dengan munculnya analisa-analisa itu membuat para pemilik modal asing khawatir. Mereka menarik uangnya di negara berkembang untuk kembali ke AS.
“Mereka menjauhi lagi instrumen atau market yang mereka anggap resikonya tinggi. Akhirnya mereka kembali lagi ke AS, beli lagi obligasi AS. Sehingga rupiah dan mata uang regional tertekan,” terangnya.(i-one)