TEROPONGMETRO – Dalam karier kepolisiannya calon tunggal Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo pernah menjabat sebagai Kapolda Banten.
Apa yang dilakukan Komjen Listyo Sigit di provinsi itu terekam jelas di ingatan Ketua Majelis Pondok Pesantren Salafiyah (MPS) Banten KH Martin Syarkawi.
BACA JUGA: Walikota Prabumulih Sambut Hangat Kehadiran JMSI Sumsel
Komjen Sigit boleh saja menganut keyakinan yang berbeda dengan masyarakat di Banten yang mayoritas Islam. Namun kepeduliannya begitu tinggi terhadap masyarakat setempat.
Kiai Martin Syarkawi mengungkap, polisi kelahiran Ambon, Maluku, 5 Mei 1969 itu berusaha untuk menggerakan ekonomi di pondok pesantren (ponpes).
“Pak Sigit pernah bertanya kira-kira solusinya apa untuk menjaga kemandirian ponpes salafiyah ini. Lalu terpikirlah untuk membangun pemberdayaan ekonomi pesantren,” kata Kiai Martin Syarkawi melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (15/1).
Dari ide tersebut muncul lah program Rumah Pangan Santri (RPS) yang melibatkan lebih dari 150 ponpes. Bahkan Jenderal bintang tiga itu memberikan modal Rp20 juta untuk masing-masing ponpes sebagai modal untuk RPS yang berkonsep warung kelontong itu.
BACA JUGA: Rizal Ramli Beri Peringatan Krisis di 2021 Lebih Buruk Dibanding 1998
Program RPS juga menggandeng Bulog dan Pertamina sehingga dapat dieksekusi dengan baik.
Kiai Martin menyebut, Komjen Listyo Sigit tetap peduli dengan ponpes di Banten meski sudah bertugas di tempat lain.
Ia bahkan mengaku ditelepon jam dua pagi oleh Komjen Sigit lantaran sebuah ponpes di Lebak terbakar.
“Beliau minta saya berangkat ke sana untuk melihat kondisi (pesantren) dan apa yang diperlukan,” pungkas Pengasuh Ponpes Al Fathoniyah Serang itu.(ant)