TEROPONGMETRO – Kebisingan dan residu politik akibat gelaran pemilihan umum dalam setengah dekade ke belakang tak bisa dipungkiri masih terus menghiasi kehidupan kita. Alih-alih produktif, bangsa ini semakin tersekat dan terpilah berdasarkan preferensi pilihan politik.
BACA JUGA: Prahara Demokrat, Lukman Edy Sebut Ini Ujian AHY
Menanggapi fenomena ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan agar seluruh kader, anggota, dan tokoh Muhammadiyah untuk tidak ikut terseret arus partisan yang dianggapnya penuh dengan mudarat.
“Jangan sampai perbedaan politik itu berkepanjangan. Pemilunya sudah lalu baik legislatif, pilpres, pilkada, lho kok ceritanya masih panjang? pengaruhnya masih panjang? Dan di medsos masih terus direproduksi. Seharusnya kan tidak,” tegur Haedar dalam iftitah peresmian Masjid Al-Ukhuwah Katingan Palangka Raya Kalimantan Tengah, Sabtu (6/3).
Menurut Haedar, semakin dewasa usia sebuah bangsa seharusnya diikuti oleh kematangan cara berpolitik dan bermuamalah.
“Nah Muhammadiyah, kader Muhammadiyah, tokoh Muhammadiyah harus matang dalam berpolitik, berbangsa, bernegara, bermasyarakat. Jangan terus-terusan mengembangkan hal yang berlalu. Nanti malah tidak banyak manfaatnya, kita bisa-bisa tambah banyak dosanya,” nasihat Haedar.
BACA JUGA: Jelang Milad IMM, Immawan Wahyudi Sebut Gerakan Kader Harus Berkarakter Dan Progresif
Terkait kritik terhadap kebijakan publik, Haedar menegaskan bahwa Muhammadiyah akan terus melakukannya secara terukur, arif dan sesuai dengan ciri dan Kepribadian Muhammadiyah.
“Tidak lewat orang per orang. Orang per orang sebagai warga bangsa silahkan, tapi jangan mengatasnamakan Persyarikatan. Begitu pun sebagai warga itu ingat, dalam hak diri kita, ada hak orang lain. Jadi kearifan, kebijaksanaan, tajdid dan dakwah kita ini harus diikat dalam semangat ukhuwah yang fitrah dan otentik,” tutupnya.(md)