TEROPONGMETRO – Merespon bencana banjir akibat Siklon Tropis Seroja yang melanda sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur, TIm SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia) Pusat dan Camp STIEM Jakarta mengirim dua relawan kemanusiaan ke Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Sabtu (10/4) seperti dikutip dari laman resmi muhammadiyah.or.id.
Dua relawan dimaksud adalah Al Ghifari dan Irchamsyah. Keduanya merupakan anggota Camp yang telah berpengalaman terjun ke lokasi banjir sebagai tim rescue.
Tim SARMMI berangkat dari Kota Solo menuju Surabaya, lalu terbang ke Maumere. Dari sini perjalanan dilanjutkan ke Larantuka melalui transportasi darat sekitar tiga jam. Kemudian menyeberang ke Pulau Adonara, dua jam perjalanan laut.
Setibanya di Adonara, tim SARMMI akan bersinergi dengan Mapala Mamupa IKIP Muhammadiyah Maumere yang sejak beberapa hari berada di titik bencana.
Dikatakan oleh Erni Rukmini dari Mamupa, tim kemanusiaan focus area di Adonara, karena merupakan wilayah terdampak bencana yang paling parah, baik dari jumlah korban jiwa maupun kerusakan infrastrukur.
“Di Adonara, selain bencana banjir, longsor juga terjadi di beberapa titik. Akibatnya beberapa desa menjadi terpencil lantaran akses masuk ke sana tertutup material longsor. Mereka belum disentuh bantuan,” terang Erni.
Sementara itu ketua tim SARMMI Al Ghifari mengatakan, bentuk kerja kemanusiaan yang akan diselenggarakan di Adonara, akan disesuaikan dengan situasi terkini di san bya dan disinergikan dengan program kemanusiaan yang telah dikerjakan oleh tim Mamupa.
Relawan Tetap Menjalankan Puasa
Relawan SARMMI dan Relawan IKIP UM Menjalankan Puasa di Lokasi Banjir NTT Bulan ramadhan bukan halangan relawan kemanusiaan untuk ke lokasi bencana. Puasa justru meningkatkan motivasi relawan untuk menebar ke baikan, membantu korban bencana di Adonara Timur.
Al Ghifari menceritakan, di Weiwerang relawan SARMMI bersinergi dengan relawan dari CAMP STIE Muhamadiyah Jakarta, serta relawan dari IKIP Muhammadiyah Maumere yang berasal dari unsur Presma, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Mamupa.
Di Weiwerang para relawan ini mendirikan posko kemanusiaan guna melakukan pendampingan warga korban banjir yang berada di Weiwerang dan Weiburak. Banjir ini disebabkan oleh siklon tropis seroja. Bersinergi pula di posko kemanusiaan tadi adalah IPM Nangahure, IPM Semamers dan
Remas Al Hikmah.
“Tiap sore kami buka puasa bersama, lalu taraweh. Kemudian sahur bersama. Paginya kami melakukan kerja kemanusiaan untuk warga terdampak banjir,” lanjut Al Ghifari.
Relawan Terbagi ke Beberapa Kelompok
Untuk efektifitas, relawan kemanusiaan dipecah menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama membantu warga membersihkan puing-puing yang berserakan di banyak tempat di desa Weiwerang.
Kelompok kedua membantu membersihkan mushola Mujahidin di komplek Koramil. Sedangkan kelompok ketiga gotong royong bersama warga Weiburak membersihkan puing-puing.
Tiap kelompok yang lebih dulu menyelesaikan pekerjaan, akan bergeser membantu kelompok lain. Hingga semuanya tuntas.
“Disamping melakukan bersih-bersih, para relawan juga mendistibusikan kebutuhan dasar korban banjir berupa beras, air bersih, pakaian dan masih banyak lagi” jelas Al Ghifari.
Sementara Erni Rukimini, salah seorang perintis Mahupa yang dihubungi terpisah mengatakan, semua relawan berkeinginan agar kehidupan warga terdampak banjir segera pulih seperti sedia kala.
“Keinginan itu ditunjukkan dengan bekerja all out di lapangan. Lapar dan haus karena puasa, bukan penghalang bagi mereka untuk membantu sesama,” pungkasnya.(Md)