TEROPONGMETRO – Petugas terpaksa membuka penyekatan di Pos Gamon, Patokbeusi, Subang, Jawa Barat jam 01.00 dinihari Rabu (12/5/2021). Pemudik yang didominasi pemotor pun sorak sorai. Usai melintasi posko penyekatan, pemudik langsung tancap gas, dengan rasa bahagia mereka bisa melanjutkan perjalanan mudiknya.
Pembukaan ini terpaksa dilakukan karena desakan yang luar biasa dari pemudik.
Sebelumnya, pos penyekatan di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, selama dua hari terakhir ini “dijebol” oleh pemudik. Polisi terpaksa meloloskan para pemudik karena situasi di lokasi sudah macet total.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengungkapkan, pihaknya tidak bisa melakukan upaya paksa terhadap para pemudik. Polisi tidak bisa memposisikan para pemudik seperti halnya pengunjuk rasa anarkis.
“Karena mereka juga tidak mungkin kita paksa, dorong karena mereka bukan pengunjuk rasa. Jadi tetap malam itu kita lakukan dengan persuasif dan sebagainya,” kata Sambodo kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/5/2021).
Sambodo mengatakan sebesar apa pun personel yang diturunkan tidak bisa membendung keinginan para pemudik. Selama masyarakat tidak menyadari pentingnya untuk tidak mudik.
“Seberapa besar pasukan kita terjunkan yang kita butuhkan adalah kesadaran kolektif masyarakat untuk sama-sama mau mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak mudik,” katanya.
Di sisi lain, polisi juga mempertimbangkan sisi kemanusiaan. Banyak pemudik yang membawa bayi dan lain sebagainya, sehingga polisi mempertimbangkan untuk meloloskan pemudik.
Sambodo mengatakan, meski pemudik lolos di penyekatan Kedungwaringin, penyekatan akan dilakukan di pos berikutnya. Jika pemudik bisa lolos dari Karawang, masih banyak pos penyekatan lainnya yang ada di wilayah Purwakarta, Subang, dan Indramayu.
“Bahkan ke kota mana pun ketika para pemudik masuk itu masuk ke kota tertentu itu pasti ada penyekatan. Itulah sebabnya kita laksanakan penyekatan berlapis dengan 381 titik di Pulau Jawa saja. Jadi ini yang kita lakukan,” kata Sambodo.
Meski demikian, mudik bukan tindakan yang baik. Perlu dicatat, sebanyak 6.724 pemudik menjalani tes acak terhitung sejak 22 April 2021. Dari jumlah tersebut 60 persen lebih pemudik terkonfirmasi positif.
“Berdasarkan data akumulasi yang dikumpulkan oleh kegiatan operasi tersebut terdapat kurang lebih 4.000 masyarakat yang positif,” kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, Selasa (11/5/2021).
“Dan angka ini akan mengalami perubahan seiring berjalannya screening selama kegiatan operasi tersebut,” lanjutnya.
Terkait kondisi tersebut, Prof Wiku mengingatkan adanya risiko penularan dalam rangkaian kegiatan mudik. Karenanya, protokol kesehatan wajib selalu diterapkan dengan ketat.
“Saya meminta kepada masyarakat untuk memastikan dalam kondisi sehat dalam setiap aktivitas, dan tetap mematuhi protokol kesehatan sehingga dapat terhidar dari penularan COVID-19,” pesan Prof Wiku.(akh)