Abdul Mu’ti Bangga Muhammadiyah di Buleleng Cerminan Keragaman Indonesia

0
3096
Abdul Mu’ti Bangga Muhammadiyah di Buleleng Cerminan Keragaman Indonesia
Prof. Dr. Abdul Mu’ti, saat menyampaikan tausiyahnya pada acara pengajian serangkaian Hari Bermuhammadiyah Bali di Komplek Perguruan Muhammadiyah Buleleng, Singaraja, Bali, Sabtu (19/2/2022).
Bagikan Berita Ini

TEROPONGMETRO – Kalau sekarang ini ada orang yang mempunyai sentimen kesukuan yang berlebihan perlu kembali membaca Al Quran. “Kalau ada yang terlalu membanggakan sukunya, etnisnya, saya kira dia perlu kembali membaca Al Quran,” demikian Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, saat menyampaikan tausiyahnya pada acara pengajian serangkaian Hari Bermuhammadiyah Bali di Komplek Perguruan Muhammadiyah Buleleng, Singaraja, Bali, Sabtu (19/2/2022).

Menurut Prof. Mu’ti, Al Quran menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia berbeda-beda warna kulit, bahasa, suku, dan bangsa bukan untuk menunjukkan supresmasi dan keunggulan. Tapi semua itu untuk menunjukkan ke-Maha Kuasaan Allah.

Dikatakan, manusia itu menjadi hebat dan mulia bukan karena berasal dari suku apa, bukan karena berbahasa apa, tetapi karena memiliki iman dan takwa. “Sungguh Allah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan dari seorang perempuan. Dan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan itu kamu berkembang menjadi manusia dengan berbeda-beda suku dan bahasa untuk saling mengenal satu sama lain. Tapi sadarlah bahwa kamu yang berbeda-beda itu menjadi mulia bukan karena kamu berasal dari suku apa, dari bangsa apa, tetapi karena iman dan takwa,” katanya.

Ditegaskan Prof. Mu’ti bahwa itulah sebenarnya prinsip Islam, yang menggeser kebanggaan primordial menuju kebanggaan dan keunggulan spiritual. Menurutnya, orang menjadi mulia, bukan karena dia anak siapa, tetapi karena dia beriman dan bertakwa. Orang menjadi mulia bukan karena dia dari suku apa, tetapi karena iman dan takwa.

“Islam bukan hanya menggeser supremasi primordial ke arah supremasi yang bersifat spiritual, tetapi supresmasi yang berbasis supremasi spiritual dan intelektual,” ujarnya. Orang yang bertakwa dan berilmu akan diangkat derajat kemuliaannya.

Prof. Mu’ti mengaku bangga bahwa Muhammadiyah di Buleleng, Bali merupakan cermin Indonesia. Ada keturunan Arab, Madura, Bali, Bugis, Padang, dan lain-lain. “Itu menggambarkan bahwa Muhammadiyah ini adalah organisasi yang bisa menyatukan dan mengintegrasikan bangsa Indonesia, apapun sukunya,” jelasnya.

Menurutnya, Muhammadiyah tidak hanya organisasi masyarakat kota, tidak hanya organisasi masyarakat Jawa, melainkan organisasi dan gerakan Indonesia. Muhammadiyah tidak hanya tersebar di seluruh Indonesia, tetapi juga ikut berperan dan ikut juga membangun Indonesia. Ikut berjuang pada saat Indonesia merebut kemerdekaan, pada saat pembentukan negara Indonesia dan berjuang mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia hingga kini.

Sementara Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Buleleng, M. Ali Susanto, dalam pidato sambutannya menyatakan, kehadiran Prof. Abdul Mu’ti menjadi mimpi lama warga Muhammadiyah Buleleng. Menurutnya, momentum kehadiran PP Muhammadiyah, khusus Prof. Mu’ti harus ditangkap sebagai sebuah kesempatan untuk Muhammadiyah Bali khususnya, tidak hanya untuk menerima pencerahan, tetapi juga menerima lecutan untuk terus bergerak.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bali, H. Aminullah, menyatakan perlunya Hari Bermuhammadiyah. “Apakah setiap bulan tanggal 18 karena sejarah lahirnya Muhammadiyah 18 November 1912, kita umumkan Hari Bermuhammadiyah,” katanya.

Hari Bermuhammadiyah Bali berlangsung di Komplek Perguruan Muhammadiyah Buleleng selama dua hari, 19-20 Februari 2022. Hadir dalam acara tersebut Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bali, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten/Kota se-Bali, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Bali, Pimpinan Aisyiyah Kabupaten/Kota se-Bali, Pimpinan Pemuda Muhammadiyah se-Bali, IMM se-Bali, serta organisasi otonom Muhammadiyah se-Bali lain, termasuk para penggembira.

Dalam acara tersebut juga digelar stand berbagai produk kuliner, herbal hingga penerbit buku dari UMKM dari kader-kader Muhammadiyah. Prof. Abdul Mu’ti dan beberapa pengurus Muhammadiyah Bali juga sempat menjajal perahu Lazismu untuk melihat ikan lumba-lumba yang merupakan ikon pariwisata Buleleng.(Tm)


Bagikan Berita Ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini