Begini Alasan Muhammadiyah Tidak Berafiliasi dengan Partai Politik

0
3360
Breaking News! Muhammadiyah Belum Satu Suara Soal Hadiah Izin Tambang Jokowi
Bendera Muhammadiyah.
Bagikan Berita Ini

TEROPONGMETRO – Muhammadiyah sejak khittah tahun 1971 di Ujungpandang (Makassar) sudah menyatakan dan tegak lurus tidak berafiliasi dengan partai politik (Parpol) manapun. Komitmen tidak berafiliasi politik yang dipedomani Muhammadiyah tersebut juga dikuatkan dengan Khittah Surabaya 1978.

Demikian disampaikan oleh Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah, Ridho Al Hamdi.

Kedua khittah tersebut menjadi dasar independensi Muhammadiyah dalam kaitannya dengan politik kekuasaan. Dalam pandangan Ridho, dalam menjaga independensi Muhammadiyah tersebut juga tidak bisa melupakan Khittah Denpasar 2002.

“Saya memahami bahwa Muhammadiyah adalah independen. Mungkin sebagian dari tokoh menyatakan bahwa Muhammadiyah netral, namun publik menganggap sikap ini bersifat politis,” ujar Ridho Al Hamdi, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Minggu (6/8/2023).

Dikutip dari situs Muhammadiyah, setelah melakukan pembacaan terhadap berbagai khittah tersebut, Muhammadiyah secara organisatoris adalah independen, tidak apolitis, tetapi juga tidak netral – berpegang pada moral utama.

Meskipun Muhammadiyah tidak berafiliasi pada parpol tertentu, tetapi kader atau simpatisannya diberikan keleluasaan untuk memilih dan proaktif dalam proses-proses politik di Indonesia.

Keterlibatan secara proaktif kader, maupun simpatisan Muhammadiyah dalam pesta demokrasi tidak hanya dimaknai dalam urusan dukung-mendukung calon. Tetapi juga turut serta mereka membantu jalannya Pemilu dengan baik.

Ridho mencontohkan, seperti keterlibatan kader dalam pengawasan Pemilu. Hal itu dilakukan untuk menciptakan Pemilu yang Langsung, Bersih, Jujur, dan Adil atau Luber Jurdil.

“Pengawasan riil di TPS bisa dikawal dan jadi gerakan nasional,” kata Ridho.

Hal itu untuk memastikan pemilu berintegritas dan mengurangi risiko kecurangan yang semakin besar. Tugas kader dan warga adalah menjadi bagian nahi munkar, keterlibatan Muhammadiyah dalam mengawal pesta demokrasi, dan semua pihak di persyarikatan harus mengawal agenda ini.(Tm)


Bagikan Berita Ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini