Ono Surono Ajak Anak Muda Tak Lupakan Sejarah Bung Karno dan Muhammadiyah

0
3009
Ono Surono Ajak Anak Muda Tak Lupakan Sejarah Bung Karno dan Muhammadiyah
Ono Surono Ajak Anak Muda Tak Lupakan Sejarah Bung Karno dan Muhammadiyah.
Bagikan Berita Ini

TEROPONGMETRO – Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono menghadiri diskusi kebangsaan yang dihelat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Barat, Minggu (3/9). Ia mengaku senang dengan kegiatan tersebut dan mengaku kagum dengan hubungan mesra Bung Karno dan Muhammadiyah yang dipaparkan oleh Founder Monday Media Group, Muhammad Muchlas Rowi.

“Ada cerita bagaimana Bung Karno tertarik dengan Muhammadiyah, Bung Karno beraktivitas di Muhammadiyah, lalu setiap gerak dan langkahnya tidak lepas dari hal-hal yang diajarkan muhammadiyah,” ujar Ono dalam keterangan tertulis, yang diterima Rabu (6/9/2023).

Apalagi Ono mengatakan ketika jelang wafat, Bung Karno meminta mayatnya kelak diselubungi bendera Muhammadiyah. Bahkan Bung Karno pun meminta jenazahnya di imami oleh Buya Hamka.

“Meski sempat bersitegang, Bung Karno tetap cinta dan hormat kepada Buya Hamka, tokoh Muhammadiyah ternama kala itu. Bung Karno meminta Buya mengimami dan menshalati jenazahnya,” tegas Ono.

Menurut Ono, belum banyak orang tahu tentang sejarah Bung Karno dan Muhammadiyah. Terutama anak muda. Karena itu, Ono mengajak anak muda untuk tidak lupa pada sejarah.

“Anak muda harus memiliki komitmen untuk memegang teguh ‘Jas Merah’ Jangan sekali-kali melupakan sejarah,” ungkap Ono.

Sementara itu, Muchlas mengungkapkan mantan presiden Indonesia pertama, Bung Karno memiliki hubungan yang dekat dengan Muhammadiyah. Menurutnya interaksi Bung Karno dengan Muhammadiyah telah terjadi sejak Bung Karno remaja.

Muchlas melanjutkan hubungan Bung Karno dan Muhammadiyah tepatnya terjadi ketika Bung Karno bersekolah di Hogere Burger School, Kota Bandung. Karena jauh, Soekarno memilih untuk indekos di Rumah HOS Tjokroaminoto. Di tempat inilah Bung Karno banyak belajar tentang Al-Qur’an, tentang Islam baik kepada Tjokro maupun Ahmad Dahlan yang kerap berkunjung dan mengajar.

“Peran Tjokro dan Ahmad Dahlan sangat penting dalam sejarah Bung Karno memahami Islam. Bung Karno belajar tentang sosialisme Islam dari Tjokroaminoto, dan pembaharuan serta pentingnya ijtihad dari Ahmad Dahlan,” ujar Muchlas dalam keterangan tertulis, yang dikutip Rabu (6/9/2023).

Lebih lanjut, dia membeberkan Soekarno sepakat dengan dialog K.H. Ahmad Dahlan mengenai Islam dengan rasional dan kerakyatan. Sejak itulah pemikiran Islam Progresif Bung Karno lahir.

Selain itu, Muchlas mengatakan Bung Karno juga sempat aktif menjadi pengurus Muhammadiyah di Bengkulu, semasa pengasingan.Puncak hubungan mesra Bung Karno dengan Muhammadiyah pun ketika masa pengasingan di Bengkulu. Ia turut menyampaikan selain aktif sebagai Ketua Dewan Pengajaran Muhammadiyah, Bung Karno juga menikah dengan putri Tokoh Muhammadiyah Bengkulu, Hasan Din.

“Dialah Ibu Fatmawati, perempuan di balik bendera merah putih yang seringkali sama-sama kita tinggikan (merah putih). Nafas dan gerak Bung Karno pun sejak itu, tak lepas dari hal-hal yang diajarkan Muhammadiyah,” pungkasnya.(d1)


Bagikan Berita Ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini