
TEROPONGMETRO – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah gencar menjalin kerja sama dengan berbagai perbankan usai putus relasi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Terbaru, Muhammadiyah menjalin kerja sama dengan PT Bank BRI.
Sebelumnya, pada awal bulan, ormas Islam yang lahir tahun 1912 itu telah menjalin kerja sama dengan Bank BCA Syariah. Kerja sama dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman di Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta.
Sedangkan dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Memorandum of Understanding (MoU) tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Jasa dan Layanan Perbankan diteken, Rabu (17/7/2024) siang. Andrijanto selaku Direktur Retail Funding and Distribution BRI lantas mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Muhammadiyah.
“Apresiasi dan terimakasih kepada Muhammadiyah yang telah terbuka meninginisiasi kerjasama ini. Besar harapan kami dapat melakukan yang terbaik,” ucap Andrijanto.
Andrijanto mengungkapkan, BRI merupakan salah satu bank terbesar dengan jaringan terluas di Indonesia. BRI saat ini memiliki ribuan unit kerja dan puluhan ribu mitra kerja.
MoU dengan Muhammadiyah akan semakin memberikan daya manfaat bagi masyarakat. Andrijanto berharap BRI mampu membantu Muhammadiyah dalam pengelolaan keuangannya.
“Muhammadiyah salah satu ormas yang sangat besar. Pengelolaan organisasinya sangat baik. Bagi BRI, kami akan berusaha melayani Muhammadiyah sebaik mungkin dan mendukung ekosistem keuangan Muhammadiyah,” ucapnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir menegaskan, kerja sama ini bukan didasarkan pasca isu penarikan dana besar-besaran milik Muhammadiyah yang disimpan di Bank Syariah Indonesia BSI beberapa waktu lalu.
“Ini tidak ada kaitannya dengan tarik menarik (dana) apalagi tarik menarik tambang. Kalau untuk tarik menarik tambang nanti di bulan Agustus,” kata Haedar.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto dalam sambutannya mengungkapkan persamaan antara Muhammadiyah dan BRI. Menurutnya, Muhammadiyah dan BRI sama-sama berdiri pada era kolonialisme. Muhammadiyah berdiri tahun 1912, sementara BRI dibangun tahun 1895.
“Kesamaaan BRI dam Muhammadiyah sama sama berdiri di era Kolonial Belanda. Jadi keduanya sesungguhnya sudah merasakan pahit getirnya mengawal bangsa ini,” ucap Agung.
Selain itu, Muhammadiyah dan BRI memiliki jaringan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. “Muhammadiyah dan BRI sama-sama punya cabang yang banyak. Di Muhammadiyah, AUM juga banyak, PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah) ada sejumlah 172, belum rumah sakit dan lain-lain,” katanya lebih lanjut.(tM)