{"id":12787,"date":"2020-08-20T11:06:06","date_gmt":"2020-08-20T03:06:06","guid":{"rendered":"https:\/\/teropongmetro.com\/?p=12787"},"modified":"2020-08-20T11:06:06","modified_gmt":"2020-08-20T03:06:06","slug":"konsisten-tangani-covid-19-denpasar-diapresiasi-saat-evaluasi-10-kota-besar","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/teropongmetro.com\/2020\/08\/20\/konsisten-tangani-covid-19-denpasar-diapresiasi-saat-evaluasi-10-kota-besar\/","title":{"rendered":"Konsisten Tangani Covid-19, Denpasar Diapresiasi Saat Evaluasi 10 Kota Besar"},"content":{"rendered":"
JAKARTA (TEROPONGMETRO) \u2013 Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengapresiasi Kota Denpasar sebagai kota yang konsisten dalam menekan laju kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19. Hal ini disampaikan Dewi saat memaparkan data jumlah kumulatif kematian dan angka kematian per 100 ribu penduduk di peringkat nasional.<\/p>\n
BACA JUGA:\u00a0Mantan Pelatih Timnas Indonesia Meninggal Dunia<\/a><\/strong><\/p>\n Terdata Kota Surabaya berada di peringkat pertama nasional, disusul oleh Kota Semarang pada peringkat ke-2, dan Jakarta Pusat di peringkat ke-3 pada dua analisis angka kematian tersebut. Berbeda dengan Kota Denpasar, Kota Denpasar menempati posisi terendah dari 10 kota besar yang telah dianalisis, baik berdasarkan jumlah kumulatif kematian dan angka kematian per 100 ribu penduduk.Sedangkan, dari jumlah total 514 kabupaten\/kota di Indonesia, Kota Denpasar berada di peringkat ke-63 jumlah kumulatif kematian, dan peringkat ke-77 pada analisis angka kematian per 100 ribu penduduk.<\/p>\n \u201cIni Denpasar kita juga melihat angka kematiannya kecil. Meskipun jumlah kasus banyak, tetapi Denpasar berada di peringkat 63 untuk jumlah angka kematian. Kemudian kita melihat kematian per 100 ribu penduduk mulai berubah lagi urutannya,\u201d ucap Dewi dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Rabu (19\/8\/2020).<\/p>\n BACA JUGA:\u00a0<\/strong>BPOM Apresiasi Penelitian Unair Terkait Obat COVID-19<\/strong><\/a><\/p>\n Selanjutnya, Dewi menyampaikan persentase kasus aktif dari 10 kota besar yang telah dianalisis. Hasil analisis tersebut menunjukkan Kota Denpasar memiliki angka persentase kasus aktif terendah, yaitu 6,84 persen kasus aktif.<\/p>\n \u201cIni yang hebat dan membuat saya senang itu Kota Denpasar, kasus aktifnya tinggal 6,84 persen. Ini contoh sebuah kota yang pasti penduduknya lebih banyak, lebih padat, aktivitas tinggi, dan masuk ke 20 besar jumlah kasus yang tertinggi di Indonesia. Tapi ternyata ketika dilihat angka kasus aktifnya tinggal 6,84 persen. Itu dapat diartikan sudah bisa menghambat laju kasus baru,\u201d tutur Dewi.<\/p>\n BACA JUGA:\u00a0<\/strong>Cikal Bakal Hadirnya KAMI karena Parlemen Sudah Dikuasai Pemerintah<\/strong><\/a><\/p>\n Lebih lanjut Dewi memaparkan bahwa persentase angka kematian Kota Denpasar berada di angka 1,03 persen dan hal ini menandakan bahwa pelayanan kesehatan di Kota Denpasar sudah cukup baik.<\/p>\n \u201cKota Denpasar ini konsisten. Kasus aktifnya tinggal sedikit, kematiannya juga kecil, 1,03 persen. Jadi ini adalah hal yang cukup baik. Kita lihat kasusnya banyak, tapi yang meninggal ditekan, berarti pelayanan kesehatannya cukup baik,\u201d ungkap Dewi.<\/p>\n Pada persentase angka kesembuhan dari 10 kota besar yang telah dianalisis, Dewi menyampaikan bahwa Kota Denpasar menempati posisi kesembuhan tertinggi, yaitu sebesar 92,13 persen dan disusul oleh Kota Surabaya di posisi kedua dengan persentase sebesar 74,68 persen. Namun, Dewi menegaskan di samping penanganan COVID-19 yang sudah baik, seluruh kota harus tetap waspada dan harus tetap berupaya untuk memutus rantai penularan COVID-19. Jumlah kasus kumulatif tertinggi di Indonesia pada analisis mingguan periode 16 Agustus 2020 didominasi oleh kota-kota besar.<\/p>\n BACA JUGA:\u00a0<\/strong>Hadiri Gerakan Diversifikasi dan Ekspose UMKM, Koster Ajak Masyarakat Kampanyekan Panganan Lokal<\/strong><\/a><\/p>\n Hal ini menjadi evaluasi dan perhatian khusus bagi masyarakat di kota besar untuk tetap waspada akan persebaran COVID-19 di daerahnya. Berkaitan dengan perkembangan jumlah kasus kumulatif tertinggi COVID-19 di Indonesia, Dewi menyampaikan hasil analisis mingguan pada 10 kota besar di Indonesia, diantaranya adalah Kota Surabaya, Jakarta Pusat, Kota Semarang, Kota Makassar, Kota Medan, Kota Banjarmasin, Kota Palembang, Kota Jayapura, Kota Depok, dan Kota Denpasar.<\/p>\n Berikut merupakan data jumlah kasus kumulatif pada 10 kota besar tersebut di peringkat nasional: \u2013 Kota Surabaya 10.800 kasus, peringkat ke-1. \u2013 Jakarta Pusat 7.535 kasus, peringkat ke-2. \u2013 Kota Semarang 6.351 kasus, peringkat ke-3. \u2013 Kota Makassar 5.938 kasus, peringkat ke-4. \u2013 Kota Medan 3.172 kasus, peringkat ke-10. \u2013 Kota Banjarmasin 2.374 kasus, peringkat ke-11. \u2013 Kota Palembang 2.188 kasus, peringkat ke-13. \u2013 Kota Jayapura 1.814 kasus, peringkat ke-14. \u2013 Kota Depok 1.496 kasus, peringkat ke-15. \u2013 Kota Denpasar 1.462 kasus, peringkat ke-16.<\/p>\n