Anies Baswedan Sulap Pelabuhan Muara Angke Seperti Bandara

0
1635
Anies Baswedan Sulap Pelabuhan Muara Angke Seperti Bandara
Suasana akhir pekan Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad, 15 Mei 2022. Akhir pekan masyarakat banyak memanfaatkan untuk berlibur ke Kepulauan Seribu, Jakarta.
Bagikan Berita Ini

TEROPONGMETRO – Wajah Pelabuhan Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara kini berubah dengan tampilan lebih modern dan makin tertata rapi setelah direvitalisasi. Parkir sistem gate dan jalur masuk keluar penumpang sudah diatur. Ada juga kantin tempat UMKM

Berdiri di atas lahan seluas dua hektare,Pelabuhan Muara Angke saat ini hadir dengan berbagai fasilitas memadai yang memberikan kenyamanan penumpang.

Pantauan beritajakarta.id, situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, fasilitas yang disediakan di pelabuhan ini antara lain lahan parkir mobil dan motor luas, ruang tunggu dilengkapi pendingin ruangan, kantin atau pujasera dan taman. Tidak hanya itu, pelabuhan ini juga dibangun berkonsep ramah disabilitas dan lansia karena dilengkapi dengan lift dan travelator.

Kabid Pelayaran Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Leo Amstrong Manalu mengatakan, Pelabuhan Muara Angke merupakan satu-satunya pelabuhan Pemprov DKI Jakarta yang melayani warga dari daratan Jakarta menuju Kepulauan Seribu.

Pelabuhan ini direvitalisasi lantaran banyak bagian bangunan yang perlu perbaikan karena pengaruh usia. Selain itu, revitalisasi bertujuan menciptakan kenyamanan dan keamanan warga, khususnya penumpang yang hendak bepergian atau wisata ke Kepulauan Seribu.

“Bangunan lama dirobohkan kemudian kita bangun yang baru. Tinggi dasar bangunan kita naikkan 1-2 meter agar tidak tergenang kalau banjir rob. Parkir sistem gate dan jalur masuk keluar penumpang sudah diatur. Ada juga kantin tempat UMKM berjualan yang nyaman,” ungkap Leo, Selasa (12/7).

Leo menjelaskan, Pelabuhan Muara Angke memiliki kapasitas hingga 2.040 penumpang pasca direvitalisasi. Para penumpang yang dibolehkan masuk area pelabuhan hanya pemegang tiket perjalanan.

Saat ini, Dishub DKI Jakarta juga telah membangun pagar di area pelabuhan supaya steril. Hal ini berbeda dengan kondisi sebelum direvitalisasi, pelabuhan tidak steril sehingga semua orang bisa masuk. “Loket sementara ada dua yakni loket kapal Dishub dan loket gabungan dari pengusaha kapal ojek. Sekarang keliling pelabuhan sudah dipagar. Jadi yang bisa masuk harus yang sudah beli tiket,” kata Leo.

Ia menyampaikan, pembelian tiket di Pelabuhan Muara Angke sementara masih manual hingga sistem tiket secara online selesai dibangun pada Oktober 2022 mendatang. “Tahapannya pembangunan fisiknya dulu baru perangkat lunaknya. Sekarang lagi proses pembuatan aplikasi online. Paling lambat Oktober diharapkan selesai,” terangnya.

Leo berharap, dengan direvitalisasinya Pelabuhan Muara Angke ini, tingkat kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Kepulauan Seribu makin meningkat. Selain itu dapat menggerakkan perekonomian warga lokal dan para pelaku UMKM setempat.

“Selain sebagai bentuk pelayanan terbaik, revitalisasi ini juga dapat membentuk karakter masyarakat. Karena sekarang mereka dibiasakan melihat fasilitas pelayanan pelabuhan yang tertib,” tandasnya.

Pelabuhan Muara Angke memfasilitasi masyarakat yang akan bepergian dan berwisata ke Kepulauan Seribu dengan mudah. Saat ini telah tersedia 13 kapal Unit Pengelola Angkutan Perairan Dishub DKI Jakarta di Pelabuhan Muara Angke yang siap mengantarkan warga ke destinasi tujuan sebagai berikut:

-Pulau Tidung.

-Pulau Untung Jawa.

-Pulau Pari.

-Pulau Lancang.

-Pulau Payung.

-Pulau Pramuka.

-Pulau Sabira.

-Pulau Kelapa.

-Pulau Panggang.

Anies Baswedan berkantor di Kepulauan Seribu

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Jumat, 22 Maret 2019, berkantor di Kabupaten Kepulauan Seribu. Dalam agendanya, Anies membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Pulau Pramuka. “Selain agenda Musrenbang, ada peninjauan ke lokasi tertentu di Pulau Pramuka, antara lain: Docking kapal, Taman Laut Nasional Pulau Pramuka, dan SWRO,” bunyi siaran pers Balai Kota yang Tempo terima.

Dalam forum Musrenbang, Anies mendengarkan masukan, kritikan, serta ide dari masyarakat soal program di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hasil dari Musrenbang, kata Anies, menjadi acuan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2020.

Sebelumnya membuka Musrenbang di Kepulauan Seribu, Anies telah terlebih dahulu membuka Musrenbang di Jakarta Utara dan Jakarta Selatan. Di masing-masing wilayah, Anies memberikan arahan dan yang berbeda-beda.

Anies Baswedan puji Kepulauan Seribu

Anies Baswedan menyebut dirinya menjadi satu-satunya Gubernur DKI Jakarta yang datang berkunjung sebanyak dua kali dan menginap di Pulau Sebira, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Jumat, 30 April 2021. “Saya datang ke sini pada April 2019, lebih tepatnya dua tahun yang lalu. Kira-kira 20 tahun, kosong, tidak pernah dan tidak ada gubernur yang datang seperti ini,” ujar Anies.

Ia menginap di rumah Ketua RW 03 Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu Ali Kurniawan. “Kami bermalam di sini, silaturahmi dengan warga, kemudian akan ngobrol dan diskusi dengan warga, baru nanti Insya Allah besok kembali ke Jakarta,” kata Anies pada Jumat malam, 30 April 2021.

Pulau Sebira dulu dikenal dengan julukan Nochtwater atau Sang Penjaga Utara. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan, secara hitungan kilometer, Pulau Sebira lebih dekat ke daratan Sumatera ketimbang daratan Pulau Jawa. Tapi pulau ini tetap bagian dari Provinsi DKI Jakarta.

“Hitungan kilometer bisa saja jauh dari Monas, tapi perasaan, hati, dan ikatan kebersamaan kami amat kuat dan amat dekat. Walaupun hitungan kilometernya jauh,” kata Anies.

Anies mengatakan kesempatan ini adalah kesempatannya untuk berkunjung secara komplet di Pulau Sebira. Dia menepati janjinya untuk menginap satu malam guna berdiskusi dengan warga setempat.

Pada kesempatan itu, Anies juga melaksanakan salat Isya dan Tarawih di Masjid Jami’ Nurul Bahri. Jamaah pada malam 18 Ramadan itu pun membeludak. Mereka ingin menyaksikan dari dekat Gubernur DKI Jakarta itu.

Anies menilai warga Pulau Sebira itu luar biasa tangguh. Meski awalnya hanya sebuah perkampungan nelayan di tanah tak berpenghuni yang berjarak 120 kilometer dari daratan Ibu Kota pada tahun 1975, tapi sejak itu peradaban di Pulau Sebira terus tumbuh dengan kemandirian.

Mereka mengelola kebutuhannya sendiri, menangani permasalahannya sendiri, sampai mereka bisa hidup secara mandiri. Jadi pemerintah itu menyaksikan tumbuhnya satu masyarakat yang bisa segalanya bisa diselesaikan oleh mereka sendiri.

“Itu luar biasa bukan? Coba bayangkan, bagian dari Ibu Kota, ada pulau yang tumbuh dengan mandiri. Itu menariknya di pulau ini. Menurut saya, orang-orang di sini itu tangguh,” kata Anies Baswedan.(Tm)


Bagikan Berita Ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini